Sungguh kejam! Bokep Mama Aku menatap wajahnya dengan perasaan tak karuan. Kuraba dan kupegang kemaluanku. “Kamu gigolo ya? Rasa geli yang menerpa segera berubah menjadi nikmat. Aku tidak dapat menebak apa yang ada dipikirannya. Lalu ketika lidahnya ikut bermain, aku tak kuat menahan lebih lama lagi. Aku minta dia menjemputku di rumah Rangga. Aku menolak. Aku merasa detik-detik penantian apa yang akan dilakukan Rangga pada putingku membuat aku makin penasaran. Aku benar-benar terhanyut dalam fantasiku sendiri akan kenikmatan persetubuhan. Sekarang semuanya telah terjadi! Saat itu begitu indah. Edan..Dua bulan terakhir ini aku jarang kontak dengan Rangga. Dia diam saja saat aku mendiamkannya. Kusambar sebotol Martell VSOP dan kupaksa dia minum.Mulanya Rangga menolak dengan alasan besok harus kerja. Kucengkeram punggungnya dengan kuku jariku tanpa peduli dia kesakitan atau tidak. Aku sudah mempersiapkan diri untuk mendiamkannya selamanya. Kami perang mulut selama beberapa saat.Kemudian Rangga mengakhirinya dengan berkata, “Enak aja menghinaku!




















