Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.“Ooh, ooh, Jhony! Bokep Crot Hmm..!”“Jawab!”“Suka sekali!”Pemandangan itu tak lama. Dan tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bab dalam kanannya. Tunjukkan bahwa betisku indah!”Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan verbal dan hidungku di pangkal paha itu. Semakin basah. Aku sanggup melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Tapi di bab atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Pinggulnya terangkat dan terhempas di dingklik berulang kali. Kakinya mulus tanpa cacat. Di situlah keberuntunganku. Dan dengan patuh saya melakukan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Aah, saya menghembuskan nafas. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi.




















