Goyanganku juga kuusahakan seteratur mungkin, tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat. Begitu ramainya sampai akhirnya halaman depan rumahku dijadikan pangkalan ojek. Bokep Colmek rasanya keri (geli) sekali..”. saakiit Mbah..” aku cepat-cepat melumat bibirnya, agar teriakannya tidak berkembang menjadi raungan..Sekarang dengan cepat dan akhli aku menekan kemaluanku, sekalian saja sakitnya pikirku. Dengan terseok-seok aku berdiri dan menuju pintu, membukanya dengan malas. sempit sekali. Wajahnya menunduk ke bawah: “kenapa?” tanyaku: “kamu rasa sakit ya Nduk? Kubuka pintu kamarku dan aku memanggil salah satu tukang ojek yang mangkal untuk mengantarkannya pulang. tahan sedikit.. Sambil menguap aku berdiri dari “meja kerja”ku, menuju pintu dan bermaksud menutupnya. Meskipun kecil, kotaku termasuk ramai karena dilewati jalan negara yang lebar dan selalu dilewati truk dan bus antar propinsi, siang dan malam.Eh, kembali ke mbah Narto, tampaknya si mbah punya perhatian khusus kepadaku (atau malah karena aku memang kelihatan sekali tidak menyukai dan sinis terhadap
