Dan hebatnya lagi, Ana langsung bangkit dari dadaku.“nova.., sudah malam.., aku pulang dulu..”
Aku cuma melongo tapi tak mampu untuk bangkit apalagi mencegahnya, mataku berkunang-kunang saat Ana selesai berpakaian, dan akupun tertidur karena kecapaian.Aku terbangun saat jam menunjukkan pukul empat pagi. Kupandangi…, sengaja tak kucium, aku tahu Ana menunggunya. Bokeb “Dasar !”, katanya sambil senyum manis. Petugas hotelnya kebetulan 2 orang wanita. “Panggil aja Ana jangan pake Mbak, o iya coba tebak umurku berapa..”
“Engng.., dua lima”, kataku. “Jam enam aja Mas telponnya”, bisiknya cepat. “Hmm.., eeehh..”, nafasnya mulai memburu. Dan setelah menyelesaikan dua landing terakhir hari ini, sampai juga kita di Tarakan. “Crottt.., crooott.., crott”. “Heh.., heh.., jangan sembarangan ya Mbak..”, kataku dalam hati. Gila, baru sekali ini aku merasakan hal yang luar biasa seperti ini.




















