Kemudian ia baringkan tubuhku di atas bangku panjang itu. Aku berbaring telentang dengan pasrah di bangku panjang sambil tanganku berusaha menutupi selangkanganku karena jengah. Bokeb Cairan itu begitu hangat dan kental, aromanya sangat terasa menusuk. Sungguh perkasa pria itu, aku berkata dalam hati kecilku. Aku kembali ke cubicalku untuk meneruskan pekerjaanku, namun bagaimanapun aku tidak bisa berkonsentrasi dengan baik lagi karena masih terbayang-bayang kejadian di ruang Pak Hendro tadi, selangkanganku terasa sangat basah. Selang beberapa detik, ia kembali memintaku untuk mengoral penisnya,
Tanpa diperintah kedua kali, aku mulai mendekatkan bibirku, kusentuhkan sekali lagi dengan kepala penisnya, lalu kujilat lubang kencingnya, kudengar desahan kenikmatan. Ia berteriak, dan untuk kedua kalinya ia ereksi, semburan cairan hangat terasa hingga ke ulu hatiku, kurasakan cairan spermanya mengisi vaginaku hingga penuh sampai meleleh-leleh di sekitar selangkanganku.




















