Tak ada ‘kain keras’ di antara kami. Vidio Porno Mulutnya mulai berkicau. Kubopong Lilis menuju kamarku, kurebahkan tubuhnya ke kasur. Untuk memenuhi rasa penasaranku, tanganku yg sedang membelai rambut Lilis ‘mampir’ sebentar ke punggungnya. Aku mulai menikmati. Hanya kain daster saja yg ada dipunggungnya. ?” Kulihat ekspresi wajahnya yg kaget sekejap. Bulu-bulu halus di bawah perutnya terlihat rapi tanda terawat. “Maafkan saya Kang …” katanya di sela-sela isakan tangisnya. Bentuk tubuhnya sama langsing, hanya dada Lilis sedikit lebih besar. Aku terus saja. Aku sempat melayg-layg sampai suatu saat kesadaranku mendarat kembali ke bumi, ratio mengalahkan emosi. Lalu Aku mulai gerakan dgn memundurkan k0ntolku sedikit dan menusuk lagi. Pantatnya bergerak menggoyang, melumati kelaminku. Lalu Aku mulai gerakan dgn memundurkan k0ntolku sedikit dan menusuk lagi. Ah, memang Aku peduli ? Anakku pun begitu. Guncangan lalu melemah seiring melemahnya kuncian tangannya. Dgn sendirinya Aku sedikit mengangkat kepala mengalihkan pandangan dari koran
