Mbak Juminten wajahnya kembali muram, matanya menatap ke luar pintu, kosong, sperti berpikir keras. “Ini dah mau jalan mbak, sengaja nunggu mbak dateng..”Jawabku berusaha tenang. Bokep “Uhh..uhh..shhh..hhhh…” Mbak Juminten mendesah setiap kali aku menusuk selangkanganya. Dia berdiri menatapku di samping ranjang, tatapanya penuh arti. Mbak Juminten tetap berdiri di depanku, menantikanku berakhir minum. Tubuhku pun telah hampir telanjang, pakaianku berserakan di lantai. “Gimana berita orang rumah mbak, sehat semua?” Tanyaku basa basi. “Telah den..telah puas ?” Ujarnya berbagai saat ketika aku tetap tersengal diam di atasnya, air mata itu kembali mengalir dari pinggir pipinya.Kalimat itu serasa menamparku. Cairan sperma itu berkilauan pada tahap pantatnya. Mbak Juminten semacam mengerti apa yg bakal segera terjadi.




















