Pelan tapi pasti. Bokeb Mereka hanya bekerja sambilan saja. Tanpa disangka-sangka Mbak Wiwin memegang tangan kananku lalu menuntunnya masuk ke balik seragamnya. Lalu aku menumpahkan cairan putih kental itu ke wajahnya. Puas nggak?…” tanyanya sambil tersenyum. Setelah sembilan kali semprot, ia menjilati kejantananku dengan mimik muka penuh kepuasan.“Gimana Dik…? Berani juga nih cewek. itu dia!! “Jangan keras-keras dong Dik…” erangnya nikmat. Saya maunya kencing terus. “Wah nikmat ya Mbak… Boleh dong aku minta lagi…?” jawabku penuh harap. Tanpa menunggu jawabanku lagi, ia menaruh tissue itu lalu memegang kejantananku dan pelan-pelan mulai mengocok-ngocoknya. Si dokter malam itu juga meminta saya dirawat inap di rumah sakit. Ada satu perawat yang rupanya begitu telaten menjaga dan merawat saya malam itu. Berani juga nih cewek. Setelah beberapa menit, kami berganti posisi. Duh.. Sambil terus membersihkannya, ia memperhatikanku dengan senyuman aneh.“Dik… kamu tahu bendamu ini bisa membuat kamu melayang-layang?” tanyanya tiba-tiba.
