“Awas.. Bokep jepang “Awas.. Tak lama kemudian tubuhku menegang lalu aku menjerit keras. “Lho.. Orang tuanya menolak lamaranku karena aku miskin. ya maafkan aku tadi malam, bukannya aku tidak mau menerima kamu sebagai suamiku meski hanya kontrakan. Lalu dia berdiri diantara kepalaku, kemudian pelan-pelan dia jongkok di atas wajahku, kurasakan vaginanya menyentuh hidungku. Tubuh kami sudah berkubang keringat dan air kencing, kulihat lantai kamar mandinya yang tadinya kering, sekarang basah semua. Akhirnya kulihat air kencingnya habis, yang keluar cuma tetes tersisa disertai lendir bening keputihan menjuntai masuk ke dalam mulutku, dan aku langsung menjilat serta menghisap habis. Dia jilat-jilat kepala penisku yang masih berlendir. Maka berangkatlah aku menuju ke rumahnya. Aku masih memejamkan mata.




















