Mulutnya seperti hendak mengucapkan sesuatu, tapi entah, karena yang ada adalah kebisuan semata. Sesampai di rumah, ku lihat Nenek sudah tampak rapi bersiap untuk segera pergi. Film Porno Dia penuh perhatian dan sangat lembut. Tapi.. tangan nenek membuka ikatan kemben yang di kenakannya. Aku mengatupkan gigi rapat-rapat, berusaha menyembunyikan deru nafasku yang memburu, yang sebenarnya kedua lubang hidungku, telah tak mampu menjadi saluran bagi derasnya aliran udara yang keluar masuk melebihi kapasitas normalnya. Awalnya hanya ingin tahu saja, apa yang telah di lakukan Nenek, tapi, aku justru terasa makin menderita. Sengaja kombinasi semua rasa, dari rasa takut, geli, nikmat, bangga dan entah rasa apalagi aku tak mampu melukiskannya, berbaur membentuk halusinasi tak terkira, yang mungkin bakal aku kenang sampai aku binasa kelak. Sekilas, Ia memandang, posisi tidurku, dan, seperti tak terjadi apa-apa, mungkin setelah meyakinkan dirinya, bahwa aku tak mengetahui apa yang di lakukannya. “Shh.. Theng.. “Ada apa
