Pikiranku kotor terus. Aku jadi menahan nafas. Bokep jepang Nanti Tedy…!”, kak Dewi terdiam tak menjawab.“Cuma gesek-gesek aja !”, aku kemudian menandaskan.“Gimana ? Ia menggeliat-geliat kesana kemari. Aku yakin disana kak Dewi dan kak Sinta pun tengah merintih dan mendesah, juga dalam kegelapan…….Dor ! Darahku berdesir saat jemari lembut kak Dewi mengusap punggung tanganku. Aku lihat tubuh kak Dewi mengelinjang-gelinjang. Kak Dewi benar-benar terhenyak. Geletar nikmat perlahan merayap, seiring makin mengerasnya batang kemaluanku. Sambil membayangkan sedang memeluk kak Dewi !”.“Dasar !”, ia memelintir kupingku.“kak Dewi…!”,‘Apa..?”,‘Tanggung nih !”,“Tanggung apanya ?”,“Pura-pura jadi bantal guling mau ?”,“Apalagi nih !”,“Tedy gak tahan nih. Aku malu sekali. Semakin kugesekkan semakin terasa nikmat. Makin lama makin terasa enak. tapi jangan penuh-penuh yah !”,“Ok !”, lalu aku pergi ke ruang sebelah. Tak sadar aku turut merintih. Paha kak Dewi bergerak seolah memberi ruang agar tubuhku bergerak lebih leluasa.“Pelan…pelan…”, ia mendesis,“Enak kak?’, akhirnya kulontarkan pertanyaan itu.




















