Kulepaskan bajunya dan kusetrum stungun di vaginanya. Aku mencium vaginanya yang masih ditutupi celana dalam sambil menjilatinya. Bokep Colmek Rini tersenyum, “udah gak papa kok, makasih ya…” balasnya. Aku melepaskan diri dari rangkulan tangannya, badanku berdiri tegak, kedua tanganku mengelus elus samping pinggul dan pantatnya. “Eee, maap maap, terus aku harus ngapain nih?” ujarnya panik. Cairan spermaku masih mengalir keluar dari vaginanya, kulihat wajahnya ia hanya tersenyum kecil, hampir tanpa ekspresi apa-apa. Aku mulai bergerak maju mundur. “Eh rin, tunggu!!” ujarku mengejarnya. Rini bengong, aku berkata panjang lebar agar dia tidak punya kesempatan untuk membantah. “Auw, sakit Rin,” ujarku berbohong. Boro-boro diberi latihan vokal, kami dipaksa untuk menjadi model, main di iklan IM3…. Rini duduk berjongkok, lalu menyentuh penisku dengan jari-jari kecilnya.
