Malam semakin larut. Bokep SMA Oleh karenanya, aku betah berdiri berlama-lama di sini. Ketika matahari bersinar, aku menggosong. Aku tidak menyalahkan pengemis-pengemis yang mencari rezeki dengan mengemis, tapi sekali lagi, aku lebih kagum pada anak itu. Atau seorang lelaki berjaket jins yang memayungi seorang perempuan yang jelas-jelas memakai jas hujan. Meskipun hujan membuatku gigil, atau panas yang datang tak tanggung-tanggung. Astaga. Aku langsung ingin mengutuk diri. Anak itu kembali menyodorkan jualannya, tapi kini cara berdirinya kurang stabil. Tapi seperti yang aku katakan, aku tetap bertahan pada tempatku berdiri. Itu karena anak perempuan dalam mobil sedan itu terlihat ingin muntah, jadi dia membutuhkan kantong plastik hitam demi memuntahkan semua isi perutnya. “Kamu tidak perlu melakukan itu.”
“Aku tidak ingin kamu sakit.”
“Aku sudah pakai jas hujan.”
“Itu tidak cukup.”
Lalu, sebuah mobil di seberang jalan membukakan pintu. Dingin kota ini makin terasa.




















