Aku terlalu malu untuk memandang wajahnya. Bokep Indonesia Mungkin karena puber. Kehadiran mereka membuatku setidaknya “lupa” akan kemalangan yang baru saja menimpaku. Aku melihat Erik mulai menciumi bibir wanita itu dengan penuh nafsu. Aku pun hanya bisa tertawa, aku pun menetujuinya. Dan itu sudah lebih dari cukup bagiku. “Aku..aku..sayang Erik”
“Erik adalah milikku..hanya milikku seorang”
Pikiranku berputar-putar memikirkan hal itu. Bosan dengan posisinya, Erik membalikkan posisi tubuhku menjadi telungkup. Dia memperhatikanku sejenak dan senyuman misterius itu hadir lagi.Dia pun membungkukkan tubuhnya,
“Hey, tukang ngintip cilik. Kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan ketika aku berusia 11 tahun. Saat itu, aku benar-benar sendirian. Ayo, aku temani kamu sampai kamu tertidur. “Hhhmm.. “Hhhmm.. Dia sangat memanjakan aku. Hatiku terasa sakit dan ngilu. “Panas..badanku terasa panas..Erik..” pikirku dalam hati. Celana dalamku juga akan dilepasnya. Sepuluh menit setelah itu, Erik terlihat kejang sesaat sambil mengerang tertahan. “Terima kasih Erik..aku sayang sekali sama Erik..”
Erik pun membalas pelukanku




















