Seperti siang itu, sebotol Hand Body Lotion milik kak Dewi kugenggam erat.Aku terlentang diatas spring bad kak Dewi. Bokep Family . Aku keluar dari kamarku dilantai atas, lalu turun untuk mengambil minuman dingin di kulkas. Rasa jengah dan nikmat membaur menjadi satu.“Pake malu-malu lagi !”, kak Dewi memaksaku melepaskan bantal. Janji !”, kataku sambil setengah mendorong tubuh kak Dewi.Kak Dewi tak urung menurut. Gelap gulita. Memang sejak masuk kuliah, praktis segala biaya ditanggung kak Dewi.Namun dari semua kekagumanku pada kak Dewi, satu hal yang aku herankan. Akhirnya untuk aku hanya bisa menutup mata dan menikmati gelenyar kenikmatan dari setiap remasan tangan kak Dewi. Ia begitu telaten dan memperhatikan aku. Mata Kak Dewi membeliak kaget. Aku ingin merasakan kehangatan tubuh mulusnya, mengecap setiap inci kulit halusnya.




















