Kulanjutkan elusanku di bagian dadanya yang bidang, turun ke perutnya, semakin turun. Kuurut perlahan kemaluannya, dan dia tetap mengerang. Bokeb Lalu tanpa di komando kamipun mengulangi permainan yang telah kami lakukan tadi, bahkan kali ini jauh lebih dahsyat dari yang pertama hingga kamipun seperti kehabisan tenaga saat permainan di ronde kedua, dan kamipun tidur pulas sambil berpelukan. “Lho, apa hubungannya dengan saya?” tanya Aryo. “Nggak pa-pa nih? Dan tak lama kemudian aku dan Aryo sudah berada di atas motor, pulang. Reza mencibir, “Biarin”, katanya. Malam itu rasanya dingin sekali, jalanan basah karena hujan beberapa saat yang lalu. “Iya nih, salah ngambil tadi.”, jawabku sekenanya. Kali ini Aryo berada di atasku. Aku duduk di sebelah Aryo, sambil kuelus punggungnya. Aku menyentuh kemaluannya yang mengeras. Kebetulan, pikirku. Aku mencium bibirnya yang merah, sekali, ia diam saja.Ketika kucium bibirnya untuk kedua kalinya, Aryo membalas, kaku.




















