Tapi bukan itu yang harus kupikirkan, maka aku melihat ada apa dengan selangkanganku. Yang lain juga segera memakai bajunya masing masing, kemudian segera keluar dari kamar tempat kami pesta sex barusan, seolah olah sedang bekerja seperti biasa. Bokeb Aku sudah tak lagi punya niat untuk jual mahal, karena rasa nikmat yang sudah menjalar ke seluruh tubuhku benar benar menghancurkan akal sehatku. Akhirnya ia membawaku ke kamar tidur pembantu laki laki di rumahku, dimana pak Arifin dan Suwito sudah menunggu. “Mmmmmph… hnngggh.. Kakak non sudah pergi setengah jam yang lalu kok. Mereka bertiga akhirnya duduk mengatur nafas mereka yang masih memburu. Segera semprotan spermanya yang juga terasa asin dan gurih, membasahi kerongkonganku. Aku tak terlalu memperdulikan hal itu, dan terus mengulum penis Suwito. Pak Arifin menyibakkan rambutku yang terurai ke belakang telingaku dan menimpali, “Kita ini benar benar beruntung bisa kerja di sini.




















