Lalu Ci Ana bangkit dari duduknya dan sepertinya ia hendak mengambilkan minum untukku.“Nggak usah repot-repot, Ci.. Bokep Hot aku aja yang mencoba memuaskan Ci Ana..?” tanyaku tiba-tiba.Aku tidak percaya dengan suaraku sendiri. Alat itu harus menggunakan arus listrik. Kemudian ia meraih jubah mandinya yang tergeletak di tempat tidur. pulang malam terus.. Sebenarnya, Ci Ana tidak rela melepaskan senjataku dari hisapan mulutnya. Mau apa kamu..?” ujarnya kaget setengah mati.“Aku mau buktikan bahwa alat punyaku lebih hebat dari penis buatan itu, Ci..” jawabku dengan tegas.“Nggak.. Ia pun tertunduk setelah itu.“Gimana kalo.. Kayaknya lebih besar dari punya isteriku.Sepanjang perjalanan ke kantor, badanku terasa panas dingin memikirkan payudaranya itu. Luar biasa hisapan mulutnya. Aku bersiap menusuknya dari belakang. Kebetulan ia hendak pergi ke arah yang berlawanan. Maju-mundur-maju-mundur.., bless.. ceplak.. Dan terima kasih udah terjemahin petunjuk alat itu..” jawabnya masih dengan nada ketus.Aku pun bangkit dari dudukku.
