Karena lapar, aku segera mengambil nasi dan menyantap dengan lauk seadanya.Barus saja aku selesai makan, terdengar suar pintu depan dibuka kuncinya dan kembali menutup. Bokep Mama Kupalingkan mukaku ke arah pintu. Tetapi di dalam kamar aku juga tidak bisa tidur membayangkan tubuh Bulik Tin, aku mulai berandai-andai dan menghayalkan yang tidak-tidak. Sinta mengoralku! Sebetulnya itu biasa saja, karena Bulik dari dulu memang begitu, tetapi aku semakin hanyut dan jantungku makin berdegup kencang. Aku langsung mengenalinya dari senyumnya. “Gila Sin! Tidak pantas! Emang Cuma kamu aja yang pinter? Lalu tanpa membuang waktu lagi Sinta menindihku dan mengunci leher serta lenganku. “Tampang kaya kacung gitu kok bisa-bisanya mama bilang dia ganteng” Suatu suara menyahuti. Jigoro?” tanyaku
“Yup. Lidahku tetap menari. Sejarah judo itu.”
“Oya? yes!!!….i’m cumingggggg…!!!” Sinta berteriak seperti kesetanan. Waktu aku pulang kerumah Bulik Tin malam harinya aku teringat terus film yang barusan aku lihat tadi. “Tapi Sin, aku…”
“Mas, cintailah mbak




















