Seperti biasanya, pak Arifin menawarkan diri untuk mengantarku, tapi kutolak halus karena aku ingin menyetir mobil sendiri. Apalagi Wawan dan Suwito ikut menyusu pada payudaraku dengan remasan remasan kecil.“Aduh… oooh…”, erangku antara sakit dan nikmat. Bokep India seterusnya lagi. “Oooh… mem*knya non Eliza ini…. Sekarang sudah jam 10, aku biasanya berangkat jam 11:30. aku nantiiii…. Tapi aku tak kuasa menolak kenikmatan ini, dan pasrah saja mengikuti kemauan Wawan. Entah apa yang mendorongku, tapi aku hampir tak bisa mempercayai bahwa itu adalah suaraku sendiri ketika aku memanggil Wawan, “Wan, sini aku oralin bentar”.Wawan yang sedang duduk di lantai beristirahat, tentu saja tak perlu kuminta dua kali, ia segera bangkit mendekatiku dan menyodorkan penisnya untuk kuoral, dan tanpa malu malu aku memegang penis yang sudah mengendur itu, kukulum kulum dan kuseruput hingga pipiku terlihat kempot, sampai tak ada sperma yang tersisa, sementara Wawan melenguh lenguh keenakan.










