Hal terakhir yang saya inginkan adalah bersaing dengannya dalam karya ilmiah. Dengan santai, saya melepaskan kancing seragamku satu-persatu. Bokep Crot Paling tidak, saya harus mencoba menggodanya dulu.“Punya mikroskop enggak?”Singkat kata, kami berdua kini duduk di meja belajar Eddy, dengan sebuah mikroskop, lengkap dengan kaca preparat-nya. Kehangatan dadanya menyebar ke punggungku. AAHHH!!!”Eddy tak sedikit pun mengurangi tenaga ngentotnya. Kocokan kontol tak pernah kami hentikan, malah semakin dipercepat. Terasa sekali kepala kontolnya bergelantungan di bawah biji pelerku.“En, gue mau nusuk loe. “Kenapa mesti di kamar mandi? Rasa hangat menyebar ke seluruh tubuhku, nikmat sekali.“AARGGH!!!,” erangnya,
“… UUUGGHH!!! Melihatku sibuk menelanjangi bagian atas tubuhku, Eddy hanya menatapku dengan pandangan aneh.“Apa yang sedang loe kerjain, En?”
“Dengerin. Menurutku, proyek ini adalah kesempatan emasku untuk menembak Eddy. Eddy masih tetap menyemburkan spermanya sampai pada titik penghabisan.“… Aaahhh” desahnya, penuh kenikmatan.Kini giliranku.
