Aku tidak menjepit badannya. Dia tepat berada di tengah-tengah. Film Porno Selesai. Aku tiduran sambil baca majalah yang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu. Wanita muda itu mengikuti di belakang. Kalau kini aku berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena peluhnya yang membasahi leher, pasti karena aku terlalu terbuai lamunan. Ah mengapa begitu cepat. Tetapi, bayangan itu terganggu. “ Ini.., ” kutunjuk pangkal selangkanganku. Tetapi, aku harus berani. Anggap saja tdiap-tdiap baju sama dengan jumlah kancing bajuku: Tujuh. Lihatlah, masak dia begitu berani tadi menyentuh kepala Kejantananku saat memijat perut. Kalau potong rambut ya masuk ke tukang pangkas di pasar. Dia hanya mengelus tanpa tenaga. Badannya berbalik lalu melangkah. Jarinya mengelus tdiap mili selangkanganku. ” katanya manja lalu melepaskan sergapanku. “ Mbak.., selangkanganku masih sakit nih..! ” katanya melenguh. Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada sesuatu, juga pada sapu tangan. Aku duduk di tepi dipan.




















