Tangan Kak Agun menelusup ke CD-ku.Aku menjerit, “Jangan…, jangan…”, aku berusaha menarik diri. Betapa kagetnya aku ketika aku melihat sprei terbercak darah. Bokeb Salah seorang teman kakakku, Kak Agun namanya, sering sekali main ke rumah. Salah seorang teman kakakku, Kak Agun namanya, sering sekali main ke rumah. Tangannya mulai memainkan payudaraku. Saat itu Kak Agun memelukku dan menghiburku,
“Sudahlah Alit jangan menangis, hadiah ini akan menjadi kenang-kenangan buat kamu. Aku memang belum pernah merasakannya walau sebenarnya takut dan malu.Tiba-tiba aku kaget ketika ada “sesuatu” yang mengganjal menusuk-nusuk milikku, “Uch…, uch…”, aku menjerit. Kata mereka sih aku cantik. Tiba-tiba aku merasa kaget, karena bibirku rasanya seperti dilumat dan tubuhku terasa dipeluk erat-erat.“Ugh…, ugh…”, kataku sambil berusaha menekan balik tubuh Kak Agun. Ciuman Kak Agun terus menjalar hingga leherku. Aku mulai berani menjepit badannya dengan kakiku. Rambut hitam lurus, mata bulat dan bibir seksi (katanya sich he.., he..).
