“Suti bilang apa?”
“Dia minta jatah. “Apa kamu sudah gila SUti. Bokepjepang Jangan kena gigi ibu, sakit,” kataku. Kuminta Suti kembali naik ke pangkuanku. Aku menjilati teteknya dan megelusnya. Kita bergantian mengisap lidah,” kataku. Aku terus menggoyangnya dan terus mencucupi bibirnya dan suara hujan semakin lama semkin menderas saja. “Tapi Mas sudah tidak pernah mengajakku lagi ke laut mencari ikan. TBC, kata orang-orang. Kami sempat makan di warung tepi jalan dan makan dengan lahapnya. Aku kasihan padanya. “Suti tak boleh tau. “Kenapa dibuang, Bu?”
“Karena dalam perut ibu adalah anakmu. Sampai maniku menumpah di dalam mulutnya beberapa kali. Suti pun meludahkan maniku dari mulutnya. Cukup utuk lauk makan kami malam ini dan untuk bekal besok subuh.“Bagaiamana? Kami mendapat uang hampir dua ratus ribu rupiah. “Awas ya… kalau kamu bercerita kepada siapa saja. Aku meinta agar mereka dinikahkan saja.
>