Lidah Pak Wid yang terus menari-nari dan menusuk-nusuk lubang kenikmatannya benar-benar memberikan sensasi yang luar biasa disekujur tubuh Lia.“Sruuup… sruuup…”.“Sruuup… sruuup…”.Suara decakan terdengar dari dalam rok span Lia, menandakan daerah selangkangan tersebut sudah mulai basah dan membanjir.Pak Wid mengeluarkan kepalanya dari dalam rok Lia. Bokepjepang Lia menutup pintu ruangannya dan kemudian menguncinya. Kemudian celana kain itu dilorotkan berikut dengan celana dalamnya, sehingga kini dihadapan Lia terpampang sebuah batang tegang namun terlihat belum berukuran maksimal.“Ah masih belum siap nih Pak!”, sambil masih dalam posisi jongkok Lia melemparkan tatapan nakal ke arah atasannya.“Oh belum ya?”.Lia kemudian mengerlingkan matanya. Pak Wid merasa benar-benar beruntung bisa menikmati keindahan bahkan kehangatan tubuh sintal nan sempurna tersebut.“Pak, ini kan masih siang?”, ucap Lia sedikit mendesah sambil berjalan mendekati laki-laki tersebut.“Seminggu tidak bertemu denganmu, sungguh benar-bener terasa menyiksa!”.“Tapi kan nyuruh saya pergi diklat juga Bapak?”, dengan manja Lia memeluk tubuh atasannya itu dan mengecup




















