“Seru banget mainnya, dan berisik,” kata Rianti yang duduk bersila dengan tubuh telanjang menonton pertempuranku. Bokep Arab Pintu kamar mandi terbuka tiba-tiba. Aku yang membantu membayar sewa kostnya. Sementara itu Rianti sudah mengeringkan badan dengan berkemben handuk dia meninggalkan kami berdua. Aku berbalut handuk dan juga Ninik berkemben handuk kami masuk menyelinap ke bawah selimut. Mereka berdua aku tawari traktir makan yang lebih enak di bagian lain restoran. Rianti seperti tidak peduli dengan kehadiran Ninik. “Seger banget, “ kataku. Sepintas terlihat memeknya yang masih gundul, ketika dia masuk ke dalam bak mandi. Tidak terlalu repot, Ninik mengikuti anjuranku. “ Saya gak punya duit mas, lha wong ini aja uangnya ngepas banget,” kata Rianti. Aku tidak bisa langsung melihat kemaluannya. Kontolku dari tadi sudah menegang, jadi semakin keras ketika terendam air hangat.




















