“Mbak, pria yg duduk disana ada yg ngelihatin Mbak terus, sepertinya naksir, mau kukenalkan Mbak”, kataku sambil menghabiskan roti bakarku. Mbak..”. Bokepjepang Kemudian Indah meninggalkan penginapan sementara aku hanya dapat termenung. Rasanya ada sesuatu yg hilang, tapi entah apa itu. “Sudah Zainal, ayo kembali ke kamar!”, ajaknya. “Aduh Mbak, sakit!”, keluhku agak keras sehingga agak terdengar dan menarik perhatian orang-orang disekitar kami. Gesekkan tempurung lutut pada bagian depan celana dalamnya ternyata sangat merangsangnya hingga melepas kuluman pada ujung batang kemaluanku. Kuperlambat gerakanku untuk memperpanjang babak ini. “Mbak sudah benar, kalau Mbak bangun dan membantuku, bisa-bisa tambah kacau”, kataku sambil memikirkan pekerjaan yg akan kuhadapi besok. Kupandangi meja disebelahku yg penuh dengan botol-botol aqua, beberapa makanan kecil, dan kantung-kantung plastik yg tak ada isinya. “Daripada nggak ada yg kupikir”, jawabku.
















