Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku sekilas.Betulkan, dia tidak akan datang begitu saja. Setelah mengunci salon, Fera kembali ke tempatku. Bokepjepang Atau jangan-jangan dia juga disuruh ibunya bayar arisan. “ Kayak kemarinlah.., ” ujarnya sambil mengangkat tabloid menutupi wajahnya. Dia membersihkan punggungku dengan handuk hangat. Dia tidak membalas tapi lebih ramah. Aku harus, harus, harus..! Tapi kakiku saja yang seperti memagari badannya. Keberuntungankah? “ Ayo tengkurap..! Tetapi mendadak bunyi telepon di ruang depan berdering. “ Sst..! Lihat saja dia sudah separuh berlutut mengarah pada Kejantananku. Aku mengurungkan niatku. Aku mengurungkan niatku. Dia menekan-nekan agak kuat. Dia berjalan menuju ruang telepon di sebelah. Aku tidak ingat motifnya, hanya ingat warnanya. Pasti terburu-buru. Setelah mengunci salon, Fera kembali ke tempatku.




















