Saat aku kembali ke kamar, Kak Tina menggodaku. Aku naik kembali ke tempat
tidur. Bokep Family Bau yang membuat kejantananku langsung bertambah
kencang. Aku tertarik untuk membacanya lagi nanti. Dengan tangannya Kak Tina merasakan kain
celanaku. Tapi Kak
Tina tak pernah mengajakku membaca bersama lagi. Walaupun masih terhalang oleh pakaiannya. Aku menahan nafas. “Emangnya..?” tanyaku heran. Entah ide dari mana, pelan-pelan tanganku
menyentuh dadanya. Aku tertarik untuk membacanya lagi nanti. “Ya sudah, ganti pakaian dan makan…, Aku siapkan dulu”
Aku
masuk kamar, lalu mengambil celanaku. Seeerrr, kejantananku sakit sekali
rasanya. Aku tetap memegang
dadanya, sampai aku tertidur dengan damai. Saat gerakan liarnya selesai, aku merasakan sesuatu
keluar dari kemaluanku. “Atau…”, Kak Tina memandangku, lalu tersenyum lebar, “Kamu mimpi basah ya, Sapto?”. “Mimpi…” Aku ingat mimpiku, tapi lalu ingat bahwa aku mimpi dengannya, “Gak mimpi apa-apa”. Aku dan Kak Tina berpelukan telanjang bulat di atas ranjang kami.




















