Tapi kenikmatan di penisku mengubur habis kepanikanku. Link Bokep Bibirku terus bermain di bibir Mbak Titis beberapa lama. Jam segini kok udah pulang Bu?”, sapaku. Akhh… Ibu Titis…
Tiba-tiba di penisku ada benda lain yang menempel. Aku bayangkan ibu Titis dengan rambutnya yang sebahu, bibirnya yang selalu merah. Sumpah, indah banget. Waktu itu aku bekerja sebagai kru produksi. “dan, jangan panggil ibu lagi kecuali di depan bapak sama karyawan yang lain. Spontan kuremas tetek Mbak Titis. Aku selalu terobsesi dengan payudara yang kecil.Ibu Titis suka memakai pakaian yang seksi. Gimana ga banyak coba… Kulihat Mbak Titis masih tetap mengulum penisku dan menghisap semua mani yang ku keluarkan. “Ouhh… Mas…”, tangannya meraih rambuntuku dan menjambak pelan.




















