“Dimas… Kamu hebat. “Mbak…” aku menahan sebentar penisku. Bokep Montok Perlahan aku berjalan ke dapur sambil berharap cemas. Perlahan aku mulai berani untuk bereaksi. Perlahan aku mulai berani untuk bereaksi. Ini mau nganter Bapak ke Bandara.”
Aku seketika merasa senang. Dan lagi2 Mbak Titis menjilat penisku pelan. Aku langsung kesengsem abis. Setelah itu aku naik ke lantai 2 untuk mematikan pemancar dan menyerahkan kunci studio. Kulangkahkan kakiku ke ruang tengah. Dudukku menjadi tidak tenang. Sampai aku dikejuntukan oleh sepasang tangan yang melingkar dipinggangku dari belakang.“Malam ini temenin Mbak ya”, terdengar bisikan di telingaku. Lampu di ruanganku sudah sejak tadi kumatikan sehingga tidak ada yang tau kalo aku masih ada di situ. Pengen rasanya menyentuh, meremas, mengulum putingnya.
