Aku juga terkapar kelelahan. Devi yang selalu meraih prestasi di sekolah. Bokeb Napas kita yang mendengus-dengus bersahut-sahutan bersaing dengan lagu house music yang memenuhi ruangan. Tiba-tiba perasanku jadi campur aduk saat kudengar suara mobil Angga memasuki rumah. Mereka sudah menyerah menghadapi aku yang hampir setiap hari pulang pagi. Cewek murahan! Aku yang memaksanya melakukan itu. Angga mengerang dan tetap menutup wajahnya dengan bantal. Tak tergambarkan rasanya. Entah siapa yang salah! Sejurus kemudian dia mulai memelukku dan mengatakan kalau dia segera pulang karena khawatir aku belum makan atau kesepian di rumah.Lama-lama aku kasihan juga padanya. Tidak habis pikir aku segera mencari koleksi minumannya di mejanya. Pelan-pelan lidahnya menjilat putingku sekilas, lalu berhenti dan memandang reaksiku.




















