“Aku tunggu ya”. Bokep HD “Kamu Sintia kan”. Kupakai pakeanku, kukecup lagi kedua pipi dan bibirnya, segera aku lari menuju kamar mandi, membersihkan pejunya yang masih menetes dari lubang memekku yang agak bonyok. Baru kali ini aku merasakan nikmatnya dientot. Kembali sensasi menakjubkan itu kurasakan, nafasku mulai menjadi semakin tidak karuan, aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kuremas kedua tokednya. Sprei sangat acak2an, abis bertempur dahsyat rupanya Nina dan si bapak. Selesai handukan, aku bermaksud mengambil pakeanku karena kupikir aktivitas hari ini sudah selesai. Si bapak ikutan nonton, duduk diseberang kami berdua. Aku makin mendesah, memejamkan mata sambil menggigit bibir, berusaha menahan gairah yang begitu menggelora. “Sintia ngeganggu bapak gak nih”. “Aaaaaaaa………” aku berteriak panjaaaanng sambil kusemburkan juga air memekku. Katanya jablay”. NIkmat gak Sin”. “Kamu sakit Nin”. “Ya bisalah, saling berbagi ma Nina kan”. “Ohh.. Terbayang nikmatnya kalo diranjang dengan suami hampir gak pernah aku rasakan,




















