Aku perhatikan ia sejak bangkit hingga turun. Juniorku tegang seperti mainan anak-anak yang dituip melembung. Bokep jepang “Si Nina, yang tadi. Sekenanya saja kubuka halaman majalah.“Tunggu ya..!” ujar wanita tadi dari jauh, lalu pergi ke balik ruangan ke meja depan ketika ia menerima kedatanganku.“Mbak Wien.., udah ada pasien tuh,” ujarnya dari ruang sebelah. Yes. Aku kira aku sudah terlambat untuk bisa satu angkot dengannya. Dari atas: Turun. Kuusap sisa cream. Jam berapa aku berangkat. Tapi tidak apa-apa toh tipuan ini membimbingku ke ‘alam’ lain.Dulu aku paling anti masuk salon. Tangannya halus. Ya nggak apa-apa,” katanya menjawab telepon. “Ini..?” kataku. Pintu salon kubuka.“Selamat siang Mas,” kata seorang penjaga salon, “Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?”
“Massage, boleh.” ujarku sekenanya.Aku dibimbing ke sebuah ruangan. Sebentar lagi Mbak Mona yang punya salon ini datang, biasanya jam segini dia datang.” Aku langsung beres-beres dan pulang.,,,,,,,,,,,,,,




















