Asap dupa segera memenuhi ruangan kecil itu.“Siapa namamu, Cah Sara?”tanyaku tanpa memandangnya, tetap sibuk melakukan persiapan.“Juminten, Kakek” katanya. Link Bokep saya sudah ndak dapat mikir lagi..”Kulepaskan pelukanku. Matanya jelalatan ke kiri kanan. dicium terus dijilatin”.Aku mengangguk pura pura maklum, dan menghela nafas seperti sedih dan terpaksa:
“ya sudah Cah Sara, karena begitu ya supaya pengaruh setannya hilang, Kakek juga terpaksa harus melakukan yg sama. Basah dan hangat, sebagian meJumpel di dagu dan jenggotku.Akhirnya kuangkat kepalaku dari kemaluannya, dan kucium dahinya yg menunduk Sara dgn nafas tersengal-sengal. Nafasnya terdengar semakin memburu. Walah, aku hampir ketawa mendengarnya. Mulutnya terkunci rapat sehingga bibirku tidak menyentuh bibirnya sama sekali. Sekali lagi aku menunduk Sara ke bawah, mulai komat-kamit membaca mantera matematikaku. Aku kemudian menunduk Sara ke bawah, mulutku berkomat-kamit (sebenarnya aku tidak membaca mantera, dapat mengitung satu tambah satu dua, dua tambah dua empat dan seterusnya dgn cepat).
