Pada saat itu hujan deras mengguyur seisi kota disertai angin. “Aahh..” suara yang keluar dari mulutku dan Tuti. Bokepjepang Sayang..” desahan Erni semakin membuatku bernafsu. Tetapi 30 menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda bahwa listrik akan menyala sehingga sebagian netter merasa tidak sabar dan pulang. Erni pun mulai menggosokkan telapak tangannya ke paha kiriku. Dari tempatku terlihat Tuti dan Riyas saling menggesek-gesekkan vagina mereka. Begitu juga dengan 2 gadis di depan saya, mereka sudah membayar uang sewa dan tidak bisa pulang karena hujan masih deras. Dari para penjaga yang saya kenal, cewek tadi adalah pemilik warnet. yahh.. “Saya bantu Mbak,” kataku. Cewek tadi menyuruh para penjaga pulang karena listrik tidak akan nyala sampai besok pagi. Setelah semua penjaga pulang, cewek tadi menghampiri kami. Tampaklah Erni dan Riyas tertidur di lantai sambil berpelukan.




















