Aroma kewanitaan yang baru pernah seumur hidup ku cium ternyata sangat wangi, mungkin karena seringnya dirawat. Bokep Montok Keesokan harinya Ida bangun lebih dulu, segera ia menuju ruang tv dan melihatku yang sedang tidur
“loh, nggak tidur di dalem? “gue yang pertama, mau nggak?” tanya Ida
Perasaan ku seperti melayang-layang diudara. Sedih sekali melihatnya seperti itu, kulihat darah membekas di batang penisku. Aku segera menuju westaffel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan pukul 03.00 pagi hari. Seperti orang bodoh, kedua buah dadanya hanya kuperhatikan tanpa berbuat apa-apa“kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” ujar Ida ngambek
“sorry, speechless aja gue….gede amir…seumur-umur baru pernah liat yang ginian,…eh besar pula lagi dapatnya” balasku untuk meredakan ngambeknya
“ya udah.,,, di emut dong” ujar ida lagi kali ini diiringi dengan senyum
“nggak ahh….entar lecet, terus kalo lo mandi pasti nyeri” kataku
“jadi gimana dong?” tanya Ida
“aku jilatin aja mau nggak?” tanyaku balikIda langsung menarik kepalaku ke




















