Sial, nggak bersuara. Bokep Mama Now it’s the time!Tepat jam 12 aku mengeluarkan kue ultah yang kubeli tadi siang dari dalam lemari es. sebagai imbalan, tante punya surprise buat kalian semua..”, cetusku sambil senyum-senyum.Kedelapan pria itu saling berpandangan dengan bingung.“Wah, surprise apalagi nih tante?”, tanya Frans.Aku mengecup bibir anak itu.“Liat aja bentar lagi”, jawabku.Baru saja aku meyelesaikan kalimatku, pintu kamar berbunyi. Aku merasa seperti ratu yang dimanja gundik-gundiknya.Mereka tak hanya menjilati, tapi juga mencumbui seluruh permukaan kulitku. Ahhh.. Apalagi dengan ‘Mr. Pelan-pelan aku mulai melahap pen|s Daniel. “Aku dapet memo dari kamu..”
“Ohh.. Kepalaku rebah di atas bantal, mataku tertutup, sementara kedua tanganku diikat. Sshh.. Ah great! Beberapa bahkan k0ntolnya mulai mengeras. Satu persatu daun mudaku pamit pulang, hingga akhirnya aku sendirian di kamar yang besar itu.Sambil berdiri di pintu, aku menyaksikan pemandangan kamar yang berantakan.
