“Ssshh.., kamu nggak berubah yah..,” Rintih Lidya kenikmatan sambil mematikan computernya. “Kaya’nya kita nggak perlu keluar dari sini deh.., sebentar ya, aku kunci dulu pintu depannya,” katanya lagi.Agak lama Lidya mengunci pintu depan, dan waktu balik ke ruang kerjanya, mataku terbelalak melihat Lidya hanya tinggal mengenakan blazer merahnya yang terkancing seadanya tanpa apa-apa lagi di dalamnya. Vidio XNXX Tubuhnya makin menggelinjang ketika tanganku juga beraksi mengusap-usap selangkangannya yang ternyata sudah basah dari tadi.Jariku mulai menyusup ke vaginanya dan kugosok-gosok klentitnya. “Aku pijetin yah..,” Kataku sambil berdiri di belakang kursinya berbarengan dengan mampirnya kedua tanganku di pundaknya untuk memijat.“Hmm.., enaknya.., udah lama ya kamu nggak mijet aku.., aku kangen sama tanganmu..,” katanya lagi sambil menggeliat manja. Aku tahu maksud Lidya yang minta lidahku dikerasin seolah penis dan ditarik maju-mundur ke liang vaginanya.Lidya meronta-ronta, apalagi ketika clitorisnya kujilat berulang-ulang lalu kujulurkan lebih dalam menembus liang vaginanya bersamaan dengan makin cepatnya




















