“Ooohhb….”, desahku menikmati kuluman Minoru.Zenit sudah tertidur dengan posisi terduduk, dia sudah memberikan kesempatan ini padaku. Bokep Montok Minoru, kau seorang gadis Jepang yang beruntung, sebab belum ada gadis Jepang lain yang bisa menyepong kontolku, hahaha, aku merasakan nikmat tiada tara. Aku bangkit dan merapikan handycam yang sedari merekam aksi kami, tidak begitu panjang tapi sudah sedikit memuaskan.Aku kembali ke ranjang dan beristirahat hingga besoknya Zenit terbangun dan tidak menyadari apa yang telah ku perbuat semalam. Aku pun menelanjangi diriku sendiri, kontolku sudah mengaceng keras. Mukanya murung, dia nampaknya terpaksa ke sini, dia tidak berani memandangi wajah kami, dia mungkin masih trauma.Tapi dia tidak berbeda dari kemarin-kemarin, masih tetap cantik. Zenit mulai bertanya,“Habis ini kemana?”, dia ingin pesta berlanjut. Ku raba bagian dada Minoru, susunya kenyal bagai puding, agak kecil, tapi putih mulus dan indah. Lagian kapan lagi bisa begini, kalau ada Zenit sudah pasti dia ingin menyiksa
