Bu Murni namanya. Bokep Tobrut Tak lama kemudian kedua paha Pipit mengempit kepalaku membiarkan mulutku tetap membenam di meckynya, menegang, melenguhkan suara nafasnya dan…“Aauh.. Wajahnya biasa saja, agak mirip Bu Murni, tapi kulitnya putih dan semampai pula. Kuhajar semua lekuk tubuhnya dengan jilatanku yang merata dari ujung telinga sampai jari-jari kakinya. Di dalam perjalanan kami ngobrol dan sambil bersendau gurau.“Pit.., namamu Pipit. Buah dadanya kini menempel lekat didadaku. Sedang tentangku sendiri masih berpetualang dan terus berharap ada “Pipit-Pipit” lain yang nyasar ke pelukanku. Bikin aku kelojotan.. Toh, memang ini penumpang yang terakhir. Aku manggut-manggut.. Sambil ngobrol ngalor-ngidul aku antar dia sampai dirumahnya yang memang agak jauh dari pasar tempat dia berjualan kain-kain dan baju.Sesampai dirumahnya aku bantuin dia mengangkat barang-barangnya.




















