“Sudah, sudah gak papa, sekarang kamu boleh nangis sepuasnya, kumpinjamin bahuku deeh….” ujarku sambil membelai-belai kepalanya. Bokep Tante Yang menjadi mentor di grupku adalah Rini Idol.Umurku lebih tua, jadi Rini juga enggan kalau aku memanggilnya mbak ataupun cici. Aku mencium vaginanya yang masih ditutupi celana dalam sambil menjilatinya. Kini tubuhnya lemas lunglai, kakinya lemas dan tangannya sudah tidak memukul-mukuliku. Cairan spermaku masih mengalir keluar dari vaginanya, kulihat wajahnya ia hanya tersenyum kecil, hampir tanpa ekspresi apa-apa. Tak lama kemudian spermaku keluar, aku jinjit dan mengarahkan kepala Rini ke atas, kupijit-pijit dagu dan lehernya agar semua spermaku ditelannya.Rini terbatuk-batuk dan tubuhnya lemas, aku berusaha menciumnnya namun kedua tangannya menghalngiku. Melihat senyumannya itu daguku bergetar, aku merasa kupingku memanas.

















