“Kamu juga, Mas.., Santi juga enakk..”, , jawabnya agak malu-malu. Bokep China Mestinya aku tidak perlu memohon kepadanya karena saat itupun aku sudah membelai dan meremas-remas payudaranya. Eksanti langsung mengimbangi gerakanku yang naik turun dengan goyangan memutar pada pinggangnya. Aku meremas dengan sedikit agak kasar, lalu aku mengangkat agak ke atas, agar batang kejantananku berada tepat di depan gerbang kewanitaannya.Kaki Eksanti kini tak lagi menyentuh permukaan lantai kamar mandi. Aku memandangi wajahnya yang manis, hidungnya yang mancung, lalu bibirnya. Aku membelai, meremasi pangkal lengannya yang terbuka. “Tapi aku nggak mau kalau Mas nakalin aku kayak dulu lagi!!,”, tegasnya.Aku terkejut namun pura-pura mengiyakan, soalnya tadi aku merasa besok aku sudah bisa menikmati kehangatan tubuh Eksanti seperti dulu lagi. Batang kejantananku yang kini sudah siap tempur, berada dalam genggaman tangan Eksanti.




















