Ray.. Bokep Live Yah, sedih sekali, sampai menempelkan kepalaku di pahanya. “Ahh.. Lampu, sempat aku celingukan seperti orang bingung menatap sekelilingku. “Kamu ada masalah apalagi dengan Enni?”
“Biasa, sifat kekanak-kanakannya belum mau hilang.”
“Ya sudahlah, tadi dia nangis telpon aku..”
“Lalu? mungkinkah Nia merasa iri atas keberhasilan Enni mendapatkanku? “Duh.. “Ray.. Kubanting stir melewati kali kecil di bahu jalan, itu bukan masalah untuk Taft GT milik papaku.—————————————————Kurasakan Rena mengelus rambutku. Masa bodoh.“Ahh..” kudengar ia menjerit kecil saat kutekan-tekan ujung kemaluanku ke liang kemaluannya. Hah? Plakk! Kuremas lubang kemaluanya sambil tertawa. Plakk! mungkinkah Nia merasa iri atas keberhasilan Enni mendapatkanku? “Ma.. Ahh, nikmatnya. Memencet keluar dua butir terakhir, mengunyahnya sambil menenggak seteguk cairan dari botol di hadapanku. nggak apa-apa. Kutempelkan telapak tangaku ke belakang lehernya, menekan kepalanya supaya aku bisa melumat bibirnya lebih dalam.










