Kuhisap seluruh vaginanya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bab tengah segitiga itu. Bokep Family Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah berair di antara pahanya. Ia sering pribadi menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.Dan tanpa kusadari pula, belakang layar saya merasa betah dan nyaman bila memandang wajahnya yang elok dan lembut menawan. Kakinya mulus tanpa cacat. Hadiah yang sanggup menyejukkan kerongkonganku yang kering. Sejenak saya berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.“Aku puas sekali, Jhony,” katanya. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bab bawah vaginanya. Aku menengadah.“Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.Mbak Lia tersenyum bandel sambil mengusap-usap rambutku. Aku sedikit membungkuk biar sanggup mengecup pergelangan kakinya. Pasti ia menggunakan G-String, kataku dalam hati. Sejak ketika itu mulai terbina suasana dan korelasi kerja yang hangat, tidak terlalu formal.




















