Sesampainya di rumah aku dilontarkan berbagai macam pertanyaan hingga aku menangis. Setelah 15 menit ngobrol istrinya tak kunjung datang, aku merasa tidak nyaman. Bokep Montok Putingku yang menonjol itu memerah membuatnya semakin gemas denganku . Aku tidak sabar dan segera melangkahkan kaki ku untuk keluar dari rumah itu. Dia terus menekan dan menggoyang-goyangkan penisnya. Udah kayak tahanan aja, berasa disekap di kamar. Orangtuaku tidak pernah tau kost temanku, Kristin namanya. Tiada hari tanpa bermain ,padahal aku selalu minta transferan uang saku setiap hari. Aku menaiki angkutan dan turun di dekat kostku, aku mengambil beberapa pakaianku. Aku pun kembali ke depan pintu itu,
“cari siapa mbak?” ucap pria separuh baya itu.“hmmmm,,ini pak saya mau menawarkan kosmetik, ibunya ada pak?”
“oohh…ya silahkan masuk….” Pria itu memandangiku dengan tajam.
