“Kamu lucu.”
“Hey !” protesku. Ia lalu mengulurkan lengannya dan mengelus pipiku dengan jemarinya. Film Porno Nafasnya masih terengah. Ia balas menatapku. “Tidak apa-apa. Gerakan tubuhnya yang menempel di tubuhku, aroma wewangian dari kulitnya. Ia membalikkan tubuh dan membungkuk. Tapi akhirnya, dengan memejamkan mata, kugerakkan pinggulku, maju dan mundur. Matanya menatapku. Terhenti karena aku tak ingin melakukan kesalahan apapun. “Sori,” bisikku sekali lagi. “Ahhh..,” erangku. Jangan bergerak. Semua kesan romantisme hilang dalam sekejap. Teruskan.” Aku tak tahu apa maunya sebenarnya. “Perjaka. Bibirku bergerak sendiri meraih bibirnya. Aku cepat-cepat melakukan apa yang dimintanya. Sedikit berdebar kemudian, saat ia merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Kami saling terpaku beberapa saat, sebelum akhirnya ia berkata, lebih mirip desis gusar,
“Kamu hanya mau diam begitu?”
“Sial,” makiku. Kupikir akulah si keledai dungu itu, yang mengaku sudah pernah bercinta, ternyata seperti anak kecil di atas tempat tidur.
