Ibu mendorongku pelan, memandangku dengan mesra. Bokep Family Kami bersama-sama menikmati puncak persetubuhan kami. Jariku aku basahi dengan cairan vagina ibu mertuaku, dan aku usapkan lembut di clitorisnya. Mendadak lampu mati. Benar-benar, selama ini kami saling merindukan. “Jelas dong buu…, Kan asyiik”, kataku menggoda. Dalam perjalan pulang itu, aku memberanikan diri bertanya, “Bu, ngapain sih dulu ibu kok cium Tomy?”. Kami saling merindukan kebersamaan ini. Buu, maafin Tomy deeh. Nanti kalau nabrak-nabrak dikiranya nyetir sambil pacaran ama ibu mertuanya. Pada saat-saat aku duduk berdua dengan dia, aku sering memberanikan diri memandang ibu mertuaku lama-lama, dan dia biasanya tersenyum manis dan berkata, “Apaa..?, sudah-sudah, ibu jadi malu”. Dirangkulnya lagi diriku dan berbisik, “Tom, bawalah Ibu ke kamar…, Enakan di kamar, jangan disini”. “Masukkan separo saja Tom. Akan aku cabut penisku yang sudah menancap dari dalam liang vaginanya, tetapi ditahan ibu mertuaku.
