WajahEki sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.“Sudah gak papa. Bokep Twitter Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Dia bahkan tak berani menatap wajahku.Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibu-ibu itu. Tiba-tiba pikiran-pikiran buruk menderaku, jangan-jangan suamiku tak memaafkanku. makasih, Bu. Kecelakaan ini benar-benar di luar perkiraan kami semua. Lagi ada pembekalan masyarakat. Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.Tiba-tiba mukanya memerah. Kasian dia, gak usah dimarahin. Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Kubiarkan banjir mengalir membasahi tempikku, Eki juga membiarkan kontolnya tersimpan rapi dalam tempikku. Setelah itu Eki mulai memaju-mundukan pinggangnya. Eki mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu berhasil diterobosnya.“Ohhhhh…” desisku. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum akan kondisiku.Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku.
