Tanpa terasa hari mulai malam, dan Jenny mengajak saya meninggalkan kafe. Satu hal yang membuat saya bergidik adalah sepucuk pistol kecil berwarna perak tergeletak di samping ponselnya.Ia mempersilakan saya duduk di ranjang, lalu membuatkan saya segelas teh hangat. Bokep jepang “Kangkangin dong, aku pengen lihat lebih jauh!” katanya lagi. Rasa cinta dan kagum bercampur dengan haru dan terimakasih berkecamuk di dada saya. Namun apa yang terjadi siang ini seperti membuat saya tidak mungkin melupakan kejadian malam itu. Saya tidak tahu apa yang Jenny lakukan, namun kedua puting saya tidak henti merasakan belaian lembut dan hisapan-hisapan halus. Bola matanya tampak tajam menatap dua buah dada saya. Hal itu membuat Jenny makin bersemangat. “Aku sayang sama kamu, kok!” ujarnya sambil mengecup kening saya, “Itu sebabnya aku nggak ingin kamu terlibat jauh di hidupku.”
Saya memeluknya erat-erat, tanpa tahu harus berkata apa pada seorang yang baru saja ‘memerawani’ saya ini.
